Strategi Efektif Mencegah Korosi di Industri Migas dengan Corrosion Inhibitor

Korosi merupakan masalah krusial dalam industri minyak dan gas yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada peralatan produksi, pipa, dan fasilitas lainnya. Untuk menjaga keandalan dan umur panjang aset, penggunaan corrosion inhibitors menjadi salah satu solusi utama yang diterapkan.

Jenis-jenis Corrosion Inhibitor dan Cara Kerjanya

Corrosion inhibitors dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama berdasarkan mekanisme perlindungan yang diberikan:

1. Passivating (Anodik) Corrosion Inhibitors

Jenis inhibitor ini bekerja dengan membentuk lapisan tipis yang tidak reaktif pada permukaan logam sehingga mencegah kontak langsung dengan zat korosif. Lapisan ini disebut film pasif yang menghentikan proses korosi lebih lanjut. Passivating inhibitors umumnya efektif pada sistem dengan kandungan oksigen dan salinitas rendah, seperti pada air kondensat atau air tawar.

Contoh senyawa yang sering digunakan termasuk fosfat (PO4³⁻), silikat (SiO3²⁻), molibdat (MoO4²⁻), nitrit (NO2⁻), dan vanadat (NaVO3, Na3VO4). Namun, penggunaannya dalam produksi minyak dan gas terbatas karena kondisi yang umumnya anaerobik. Kromat (CrO4²⁻) yang dulu populer saat ini sudah tidak direkomendasikan karena sifat karsinogeniknya.

Penting diketahui bahwa dosis yang kurang tepat dari inhibitor anodik ini dapat memperparah korosi, terutama dengan munculnya pitting corrosion akibat lapisan film yang tidak merata.

2. Cathodic Corrosion Inhibitors

Berbeda dengan passivating inhibitors, cathodic inhibitors bekerja dengan menghambat reaksi reduksi di permukaan logam. Meskipun tidak umum digunakan dalam operasi produksi minyak dan gas, mereka sering ditemukan dalam aplikasi pengeboran. Zinc oxide (mengandung ion Zn²⁺) adalah contoh inhibitor katodik yang memperlambat korosi dengan menghambat pembentukan gas hidrogen pada permukaan logam.

3. Vapor Phase Corrosion Inhibitors (VpCI)

VpCI adalah senyawa organik yang memiliki tekanan uap cukup tinggi sehingga dapat menguap dan menyebar melalui udara, kemudian menempel (adsorpsi) pada permukaan logam untuk membentuk lapisan pelindung. Mekanisme ini efektif untuk melindungi area tertutup seperti pipa gas dan gas cooler.

Contoh senyawa VpCI termasuk dicyclohexylamine nitrit, dicyclohexylamine karbonat, diethylamine fosfat, dan benzotriazole. Molekul VpCI dalam keadaan lembap akan menjadi terpolarisasi, dengan bagian tertentu menempel pada anoda dan bagian lain pada katoda, sehingga mencegah pembentukan sel korosi.

Beberapa aplikasi menggabungkan VpCI dengan film-forming inhibitors untuk perlindungan optimal dalam gas basah dan gas dingin.

4. Film-Forming Corrosion Inhibitors (FFCI)

Film-forming corrosion inhibitors (FFCI) merupakan jenis inhibitor yang paling umum digunakan dalam industri minyak dan gas. Inhibitor ini efektif melindungi logam dari korosi yang disebabkan oleh ion klorida, karbon dioksida (CO₂), dan hidrogen sulfida (H₂S). FFCI bekerja dengan membentuk lapisan pelindung kontinu pada permukaan logam, sehingga mencegah kontak langsung dengan zat korosif. Aplikasinya fleksibel, dapat dilakukan secara injeksi kontinu maupun batch, dengan dosis umum berkisar antara 10 hingga 100 ppm, baik di sumur bawah tanah maupun di permukaan seperti wellhead.

Perkembangan teknologi turut mendorong inovasi dalam optimasi penggunaan FFCI di lapangan. Eksperimen berbasis fluoresensi kini digunakan untuk mendeteksi keberadaan micelle FFCI secara real time. Selain itu, diagnostic kit berbasis DNA telah dikembangkan untuk mengidentifikasi potensi korosi mikrobiologis (MIC). Untuk kebutuhan perlindungan jangka panjang di lingkungan downhole, pelet pelepas waktu yang mengandung FFCI juga mulai banyak diterapkan. Sementara itu, formulasi emulsified blends yang mengandung thiophosphates dan pyrophosphates digunakan secara khusus untuk mengatasi korosi serta mencegah terjadinya hydrogen embrittlement pada sumur minyak.

Memahami karakteristik dan mekanisme kerja corrosion inhibitor penting untuk menentukan strategi perlindungan yang paling efektif. Pemilihan yang tepat dapat mencegah kerusakan akibat korosi, menjaga keamanan operasional, dan mengurangi biaya perawatan. Corrosion inhibitor yang sesuai juga membantu memperpanjang umur peralatan dan menghindari penggantian dini.

Industri migas dapat menggunakan kombinasi inhibitor sesuai kondisi lingkungan produksi. Film-forming inhibitor efektif dalam kondisi anaerobik di pipa produksi. Sementara itu, VpCI cocok digunakan di ruang tertutup untuk perlindungan tambahan. Dengan strategi ini, perlindungan korosi menjadi lebih optimal dan produksi tetap berjalan lancar.

PT Aspros Binareka memiliki tim ahli berpengalaman merancang sistem Chemical injection yang bersifat customizable sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Apabila tertarik atau memiliki pertanyaan terkait layanan kami, silakan hubungi kami pada alamat email info@asprosbinareka.com atau melalui WhatsApp disini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *